KELEMBAGAAN KTNA SEBAGAI MITRA PEMERINTAH
Pengembangan pembangunan pertanian diarahkan dalam rangka meningkatkan kemampuan para petani dan keluarganya guna mewujudkan pertanian yang maju dan tangguh. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan keterpaduan antara pendekatan wilayah, usahatani dan komoditas yang digelar dalam skala usahatani yang mengarah kepada agribisnis.
Keberhasilan pembangunan pertanian sangat ditentukan oleh dukungan nyata dari semua pihak pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun masyarakat tani selaku pelaku utama maupun pihak lainnya.
Tantangan dalam pembangunan pertanian secara umum adalah adanya kenyataan bahwa pertanian didominasi oleh skala usaha kecil, lahan sempit, modal terbatas, pendidikan rendah, sehingga produktivitas usahatani yang dihasilkan masih rendah karena belum sepenuhnya mampu menerapkan teknologi spesifik lokasi, efisiensi dan belum mampu meningkatkan produksi yang pada akhirnya tingkat pendapatan masyarakat tani masih rendah. Disamping itu juga masih rendahnya posisi tawar menawar petani terhadap produksi yang dihasilkan.
Untuk mencapai hal tersebut, penyuluhan pertanian berperan dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan, serta mendorong sikap petani/nelayan agar lebih responsif terhadap kesempatan berusaha yang terbuka dan termotivasi untuk selalu berupaya lebih meningkatkan usahanya.
Dalam era pembangunan yang semakin kompleks dan kompetitif, dimana petani/nelayan dihadapkan pada tantangan yang semakin besar dalam keterkaitan usahatani-nelayan dengan berbagai aspek lingkungan yang mempengaruhinya, serta persaingan dalam pemanfaatan dan penggunaan sumberdaya yang tersedia, penyuluhan pertanian semakin dituntut untuk lebih berperan dalam peningkatan sumberdaya manusia petani/nelayan menjadi warga negara yang potensinya dapat dikembangkan menjadi sumberdaya manusia yang mandiri dan berperan dalam pembangunan nasional.
Untuk meningkatkan peranan pertani/nelayan dalam pembangunan pertanian, khususnya dalam memecahkan berbagai masalah pembangunan pertanian diwilayahnya, dan menyampaikan aspirasi kepada pemerintah, dipilih kontak tani nelayan andalan (KTNA), yang selanjutnya membentuk KTNA pada masing-masing tingkatkan.
Para KTNA akan turut berperan dalam pembangunan diwilayahnya munpun pembangunan nasional, khususnya dalam sektor pertanian. Pengembangan kelembagaan petani diharapkan semakin berkembangnya kemandirian kelompok sehingga mampu melaksanakan fungsi dan peranannya, dan petani nelayan yang sering menjadi obyek pembangunan akan berubah menjadi subyek pembangunan, dan mamapu mengambil keputusan sendiri serta secara swadaya mampu memperbaiki/meningkatkan kualitas hidup dan masyarakat lingkungannya.
- B. TUJUAN
Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) sebagai perwakilan para petani diharapkan mampu dalam :
- Berperan aktif untuk mendorong para petani memberikan perhatian yang lebih besar kepada sektor pertanian disamping sektor lainnya.
- Kelompok KTNA berperan aktif dalam melakukan supervisi dan advokasi kepada petani, agar mereka berperan aktif dalam pembangunan pertanian, khususnya dalam meningkatkan kemandirian dan daya saing petani menghadapi pasar global.
- Berperan memberikan penyuluhan dalam rangka penurunan konsumsi beras, dari 139 menjadi 100 kg per kapita pertahun untuk tingkat nasionl dan untuk Kabupaten Kampar dari 140 menjadi 114 kg per kapita pertahun.
- Mendorong penganekaragaman pangan melalui pola pangan beragam, bergizi dan berimbang untuk meningkatkan konsumsi daging, sayuran, buah-buahan dan berkarbohidrat non beras. Untuk itu perlunya kampanye POLA MAKAN-GIZI BERIMBANG atau (3B+)
- C. KELEMBAGAAN KELOMPOK KONTAK TANI – NELAYAN ANDALAN (KTNA)
Kontak Tani Nelayan (KTNA) adalah kontak tani yang diandalkan dan dipilih secara periodik menurut kesepakatan, dari oleh para kontak tani-nelayan dalam mewakili aspirasi petani-nelayan dalam forum dan atau kelembagaan ditingkat wilayah yang lebih tinggi.
Fungsi Kelompok KTNA adalah sebagai wadah musyawarah petani-nelayan dan sebagai mitra kerja pemerintah dalam pembangunan pertanian. Sesuai dengan fungsi tersebut, kelompok KTNA diarahkan untuk mampu berperan meningkatkan dan mengembangkan kemampuan para anggotanya dalam melaksanakan kegiatan Kelompok KTNA, yaitu :
– Melaksanakan kerjasama petani-nelayan
– Menyampaikan aspirasi petani-nelayan kepada pemerintah
– Memperoleh kebijakan pemerintah
– Menyiapkan/menumbuhkan kader-kader kontak tani-nelayan andalan.
–
Fungsi dan peranan Kelompok KTNA tersebut diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan seperti: mimbar sarasehan dan penyelenggaraan rembug (rembug utama, paripurna, madya dan harian).
KTNA mempunyai ciri :
- Memiliki kelompok tani diwilayahnya serta menjadi pengurus yang diandalkan oleh kelompok tani yang ada didesanya.
- Mampu memimpin, mengorganisasi dan menggerakan kelompok tani-nelayan didaerahnya.
- Mitra kerja pemerintah dan pengusaha serta membawa aspirasi petani- nelayan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembangunan pertanian
- Dikukuhkan oleh pejabat/Kepala Wilayah sesuai dengan tingkatan wilayahnya.
- D. MITRA KERJA PEMERINTAH
Sebagai mitra kerja pemerintah, KTNA juga sebagai Penyuluh Pertanian Swadaya selaku pelaku utama yang berhasil dalam usahanya dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh, maka KTNA diarahkan untuk lebih mandiri dan memiliki kemampuan-kemampuan dalam :
- Berkomunikasi melalui berbgai media penyampai informasi
- Menjadi penghubung antara pemerintah dengan petani dalam kegiatan pembangunan pertanian.
- Memahami kebijakan pemerintah dan pembangunan pertanian serta tanggap akan aspirasi petani-nelayan anggota kelompok dan masayarakat pertanian lainnya.
- Menyusun rencana kerja kelompok sesuai dengan kepentingan petani-nelayan dan kepentingan nasional.
- Melaksanakan berbagai metode penyuluhan pertanian seperti temu wicara, temu lapang dan berbagai metode lainnya.
- Bekerjasama dengan peneliti dan penyuluh pertanian, serta memanfaatkan BPP sebagai sumber informasi dan markas kegiatan petani-nelayan.
Sebagai KTNA yang duduk dalam kelompok KTNA, disamping mampu melaksanakan peranan dan fungsinya sebagai kontak tani nelayan, juga diarahkan untuk memiliki kemampuan dalam :
- Mengamati permasalahan pembangunan pertanian ditingkat wilayah kelompok KTNA yang bersangkutan
- Mengerti dan menghayati keinginan dan aspirasi petani-nelayan ditingkat wilayah kelompok KTNA yang bersangkutan.
- Berhubungan dengan unit kerja/instansi/badan usaha pemerintah, swasta, koperasi maupun lembaga-lembaga lainnya dalam mencari informasi dan fasilitas yang dapat dimanfaatkan petani-nelayan ditingkat wilayah kelompok KTNA yang bersangkutan.
- Berperan serta dalam rembug dan mimbar sarasehan, membawa aspirasi dan permasalahan petani-nelayan yang diwakilinya.
Berdasarkan pengamatan dan informasi yang kami terima, selama ini keberadaan KTNA di Kabupaten Kampar telah banyak memberikan kontribusi dan peranannya dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan pembanguan pertanian pada umumnya, serta bahkan menjadi objek study banding bagi KTNA dari berbagai kabupaten di Riau.
- E. PENGEMBANGAN KADER KTNA
Keberhasilan pembanguan pertanian secara berkelanjutan, sangat dipengaruhi oleh kesiapan generasi penerus yang harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Disamping itu, pemuda /tarunatani dan wanita tani sangat menentukan dalam pelaksanaan usahatani, baik sebagai pengelola maupun sebagai pelaksana kegiatan, bahkan sering sebagai pengambil keputusan-keputusan tertentu dalam usahatani.
Untuk itu, dalam setiap kelompok tani-nelayan dilaksanakan kegiatan-kegiatan pembinaan pemuda/taruna tani dan wanita tani. Disamping itu organisasi pemuda dan wanita yang ada juga perlu mendapat perhatian, yang diarahkan untuk pembentukan kader pimpinan petani/nelayan, dan memberikan kesempatan kepada wanitatani dan pemuda/taruna tani yang berpotensi untuk mengembangkan kemampuannya.
Iklan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar